Flash

Senin, 04 Juni 2012

Tagih Utang Pemda Pemilik Uang Pecahkan Jendela Kantor Setda


Dompu, SUMBAWA POST -
Pemilik uang yang dipinjam bendahara Setda Dompu tahun 2011 lalu kembali menuntut uangnya dikembalikan. Kali ini, Sri Guna dan rekannya melakukan sabotase upacara bendera di lapangan Setda Dompu dan memecahkan jendela kantor Setda Dompu. Namun pemerintah daerah (Pemda) Dompu menuntut aparat Kepolisian bertindak tegas atas tindakan anarkisme ini.
Aksi sabotase upacara bendera di lapangan beringin Setda Dompu yang dilakukan Sri Guna dan 5 orang rekannya dengan menaiki panggung inspektur upacara ketika upacara hendak dilangsungkan. Akibat aksi sabotase ini, pegawai di lingkup Setda Dompu pun memilih tidak melanjutkan upacara bendera dan melakukan apel biasa di sekitar aula kantor Setda Dompu. Namun Sri Guna dan rekan-rekannya langsung meneriakkan tuntutannya agar Pemda segera mengganti uang mereka yang sudah digunakan selama ini. Mereka mengambil mikropon di panggung inspektur upacara dan meneriakkan tuntutan mereka kepada Pemda.
Akibat aksi sabotase ini, menaikkan bendera merah putih dilakukan setelah apel koordinasi yang dipimpin Plt Sekda Dompu, H. Agus Bukhari, SH, M.Si. Namun tidak dinaikkan secara resmi. “Kita hadir sekitar jam setengah 6 pagi. Tadi kita berenam dan langsung naik ke podium,” cerita Nasir salah seorang pemilik uang.
Usai apel pagi, pemilik uang langsung meneriakkan tuntutan agar pejabat segera mengembalikan uang mereka yang dipinjam bendahara Setda. Melihat aksi ini, Plt Sekda langsung menghindar ke ruangannya. Saat itu, Plt Sekda nyaris adu fisik dengan Nasir. “Dia (Plt Sekda) tanya, apa mau kami? saya langsung tunjuk, karena mereka seolah-olah tidak tahu,” ceritanya.
Karena merasa tidak ada yang menghiraukan, para pemilik uang yang didominasi ibu-ibu ini langsung memecahkan kaca jendela ruang LPSE Dompu dan merobohkan papan nama pejabat lingkup Setda Dompu yang berdiri di sekitar itu. “Ini aksi spontanitas kami. Kami sudah berikan waktu, tapi tidak juga direspon. Uang kami itu tidak sedikit, tapi ada yang mencapai ratusan juta,” kata Nasir.
Setelah kaca jendela dipecahkan para ibu-ibu ini, merekapun menggelar tikar di aula Setda Dompu dan bermaksud untuk menduduki kantor Setda. Aparat Kepolisian dan Sat Pol PP terlihat hanya memantau aktivitas para pemilik uang. Sementara Plt Sekda Dompu dan sejumlah pejabat lainnya menghindari para pemilik uang.
Kepala Bagian Humas Setda Dompu, Iwan Iskandar, A.Pi yang dihubungi terkait hal ini, mengatakan, sikap pemerintah terhadap tuntutan pemilik uang sudah cukup jelas dan menyerahkannya ke proses hukum. Sebelum diserahkan ke proses hukum, selama ini terkesan seolah pemerintah membenarkan tuntutan pemilik uang. “Kita tunggu keputusan hukum itu yang akan memperjelas. Siapa yang berbuat, dia yang akan bertanggungjawab,” kata Iwan. “Pemda melalui Bupati sudah melaporkan bahwa Pemda tidak berhutang. Kalau pemilik uang merasa dirugikan, silakan dilaporkan. Inilah persoalan utang piutang,” tambahnya.
Namun bila pemilik uang tetap melakukan aksi ke Pemda dan menuntut uangnya dikembalikan, menurut Iwan, tidak akan ada penyelesaian. Karena tidak mungkin Pemda akan membayar uang tersebut, apalagi tidak ada perjanjian pinjaman yang diproses sebelumnya. “Kalau perusakan itu, aparat keamanan itulah yang akan menindaknya. Kalau kita yang menindak, nanti dibilang main hakim sendiri,” tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar