Flash

Jumat, 08 Juni 2012

Jika Terbukti AKBP HT Bisa Diseret ke Peradilan Umum




Mataram, SUMBAWA POST -
Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs. Arif Wachyunadi kembali mengeluarkan pernyataan terkait kasus melibatkan pejabat Dit Intelijen Polda NTB, AKBP HT.  Proses hukum atas HT masih terus berjalan. Jika terbukti, perwira tinggi ini bisa diseret ke peradilan umum.

Kasus dugaan trafficking terhadap imigran Irak yang melibatkan HT hingga kemarin diakui Kapolda masih terus berjalan. Jika terbukti maka akan dilanjutkan ke peradilan umum. “Jika dalam proses penyidikan dia (AKBP HT, red) terlibat, maka akan disidangkan ke peradilan umum,” kata Kapolda.
Alasannya, saat ini ditubuh Polri sudah dilakukan reformasi birokrasi. Jika sebelumnya jika ada aparat  yang terlibat tindak pidana terlibat, disidangkan dipengadilan internal. “Sekarang kasusnya bisa dibawa ke pengadilan umum,” terangnya.

Secara objektif disampaikannya, jika hasil akhir pemeriksaan tak menguatkan bukti keterlibatan HT dalam kasus trafficking, menurutnya, tidak ada alasan untuk dilanjutkan proses hukumnya. Namun ia meminta ini tidak dimaknai sebagai upaya pihaknya melindungi pelaku kejahatan dari proses hukum. “Kalau nanti dalam proses tidak cukup bukti, ya ini namanya proses. Bisa saja berhenti di jalan, jangan nanti berpikir macam – macam,” tegasnya.
 
Menegaskan pernyataan sebelumnya, tidak hanya HT yang sedang diproses di Bid Propam, namun juga enam bintara yang bertugas jaga di Hotel Wisata saat kejadian itu.
Proses ini akan tetap disampaikannya, karena pihaknya juga berkepentingan untuk transparansi. Karena tidak ada alasan pihaknya untuk menutupi kasus ini.
Bantah Terlibat Trafficking

Mencuatnya dugaan kasus trafficking yang melibatkan AKBP HT, pihak Polda NTB mengeluarkan klarifikasi. Polda NTB membantah terkait keterlibatan perwira menengah itu dalam kasus penjualan manusia, melainkan ia diperiksa dalam kasus  lolosnya imigran Irak dari Hotel Wisata ke Mataram Mall.
“Kami ingin meluruskan bahwa oknum (AKBP HT, red) tidak pernah ditangkap. Ia hanya diperiksa Bidang Propam NTB terkait dugaan lepasnya tiga imigran asal Irak di Mataram Mall,” kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP Drs. Sukarman Husein melalui press rilisnya.

Dibantah juga soal pemberitaan yang menyebut drama penangkapan melibatkan pejabat Polda NTB setingkat Direktur dipimpin Waka Polda NTB Kombes Pol Martono.  Menurutnya, Waka Polda tidak pernah memimpin penangkapan.

Dalam kronolologi penangkapan itu, juga diklarifikasi tidak benar ada barang bukti yang disebutkan berupa uang ratusan juta pecahan rupiah dan dolar yang dimasukan dalam tas plastik hitam. ‘’Ia tidak pernah ditangkap bersama barang bukti uang. HT Hanya diperiksa terkait lolosnya imigran ke Mataram Mall,’’ pungkas Sukarman.



‘’By-Pass’’ BIL Belum Kantongi Sertifikasi Kelayakan


Suasana Bandara Internasional Lombok (BIL)


Mataram, SUMBAWA POST  -
Hingga kini, by-pass Bandara Internasional Lombok (BIL) sepanjang 21 Km masih belum mengantongi sertifikasi kelayakan dari kementerian terkait. Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan sarana prasarana pendukung seperti drainase dan sisi konstruksi jalan.

Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas PU NTB, Ir. H. Dwi Sugianto ditemuai usai menghadiri rapat koordinasi pemanfaatan jalan, di kantor  Gubernur NTB, Jumat (8/6) siang kemarin. ‘’Memang dari semua bangunan termasuk by-pass BIL harus ada sertifikasi kelayakan. Secara fungsi sudah layak, namun secara adminstrasi belum sehingga perlu dilakukan upaya-upaya,’’ tandas Dwi.

Ia menjelaskan terkait dengan sertifikasi kelayak by-pass BIL, masih banyak kegiatan-kegiatan yang perlu disempurnakan. Seperti, pembenahan beberapa drainase di sepanjang by-pass BIL  dan pembenahan beberapa ruas jalan yang masih dianggap ada kekurangan-kekurangan dari sisi konstruksi.

Dwi menambahkan, secara fungsi by-pass BIL sudah layak tetapi yang memberikan sertifikasi kelayakan bahwa by-pass BIL sudah layak atau tidak adalah tim dari kementerian terkait. Dalam  pemberian sertifikasi kalayakan jalan khususnya  by-passBIL, terkait juga dengan kenyamanan, diperlukan waktu uji kelayakan paling tidak 2-3 tahun. ‘’Nantinya ada penilaian oleh tim kementerian terkait mengatakan kelayakan atas jalan tersebut. Saya kira nanti pada saatnya , pasca pelaksanaankan ada uji kelayakan paling tidak 2-3 tahun kemudian,’’ terangnya.

Sementara terkait dengan pemanfaatan jalan di NTB seperti pemberian izin pemasangan reklame dan sejenisnya oleh pemerintah kabupaten/kota di bagian-bagian jalan baik  jalan nasional (negara) maupun jalan provinsi di NTB banyak yang melanggar ketentuan. “Sesuai  UU 38/2004  tentang jalan dan PP 20 2010 tentang pemanfaatan jalan di NTB, semuanya memang melanggar,”ungkapnya.
Diakuinya, selama ini terjadi kelemahan berupa kurangnya koordinasi antara pemerintah 

kabupaten/kota dengan pemerintah provinsi. Sehingga pemanfaatan bagian-bagian jalan terkesan tumpang tindih dalam pemberian perizinan. Untuk itu, katanya perlunya sosialisasi ke pemerintah kabupaten/kota baik secara tatap muka maupun dengan pemasangan papan-papan pengumuman.
Selain itu, upaya yang ditempuh adalah memperketat pemberian perizinan sejak awal. Mana yang  pemanfaatan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan mana yang menjadi 

Kewenangan pemerintah kabupaten / kota. Sehingga pemberian izin pemanfaatan jalan yang selama ini melanggar  ketentuan dapat dilakukan penertiban oleh dinas instansi terkait. ‘’Dari sudut perizinan yang harus diperketat dari awal dulu bagaimana yang benar, baru kita lakukan penertiban yang pemberian izin-izin yang salah-salah atau melanggar,’’ tandasnya.



Tas Berisi Perhiasan dan Uang Digondol Maling

Amlapura, SUMBAWA POST -

Nasib apes menimpa seorang pedagang Ni Nengah Herni (39). Saat membuka warung di depan rumahnya di Banjar Subagan, Sengkidu, Karangasem, Kamis (7/6) pagi kemarin, baru diketahui maling telah membobol warungnya.

Bromocorah menggasak tas korban berisi uang Rp 1 jut, dan sejumlah perhiasan emas, seperti sejumlah gelang, kalung dan anting-anting serta HP. Total kerugian mencapai Rp 15,2 juta, dan korban pun shock atas pencurian tersebut.

Herni kepada polisi di Mapolsektif Manggis menyampaikan, pagi kemarin sekitar pukul 05.00 dirinya membuka warung di tepi jalan Amlapura-Denpasar itu. Jarak warung dengan rumahnya sekitar 40 meter. Begitu pintu belakang warung dibuka, dia melihat kelebatan bayangan. Dia mengira bayangan itu hanya anjing yang lari. Saat diperhatikan, dia melihat orang bersembunyi jongkok di rerimbunan semak sekitar 8 meter utara warungnya. Namun saat didekati, pelaku lari.

Dia kian curiga, dan saat diperiksa ke dalam warungnya, ternyata tasnya telah lenyap. Tas biru itu disimpannya di laci rak dagangannya.

Diduga maling sudah mengintip korban lengah. Di mana, maling menyelinap masuk melalui pintu belakang yang sudah dibuka korban. Saat korban ke depan warung untuk membuka pintu depan warung, maling beraksi dan langsung menyambar dan melarikan tas milik korban.

Korban kepada polisi mengatakan, dia sempat berteriak maling. Namun karena pagi masih gelap dan kebanyakan warga masih tertidur pulas, teriakan itu tak berarti apa-apa.

Sementara itu, Kasubag Humas Polres Karangasem AKP Made Wartama seizing Kapolres membenarkan kasus itu. Guna mengungkap kasus tersebut, petugas Polsektif Manggis juga sudah memeriksa dua orang saksi yakni suami korban, I Nyoman Lodra (39), dan seorang tetangganya I Nyoman Subrata. Sayangnya polisi tak mendapatkan petunjuk berarti dari kedua saksi tersebut. Sementera korban juga mengaku tidak dapat mengenali orang yang sempat dilihat bersembunyi dekat warungnya itu. 

Asrama Haji Mendesak Dirampungkan




BANDARA Internasional Lombok (BIL) akhirnya resmi menjadi embarkasi haji tahun 1433 Hijriah atau 2012 Masehi. Penetapan BIL menjadi embarkasi dan debarkasi haji oleh Menteri Agama Suryadharma Ali merupakan kabar yang ditunggu-tunggu masyarakat NTB, khususnya umat Islam. Apalagi, penetapan BIL sebagai embarkasi haji ini merupakan harapan seluruh masyarakat di daerah ini.
Kini, pemberangkatan Calon Jamaah Haji (CJH) tidak perlu lagi lewat Bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur. JCH tidak perlu lagi harus merogoh dana tambahan lagi untuk biaya penerbangan dari BIL menuju Juanda, seperti musim haji tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, JCH asal NTB tidak lagi menunggu lama saat pemberangkatan, baik di BIL atau Juanda sehingga membuat CJH lelah saat berada di tanah suci Makkah. Cukup berangkat dari Asrama Haji di Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram, JCH sudah langsung diterbangkan pesawat Garuda Indonesia menuju Bandara King Abdul Aziz Jeddah Arab Saudi.

Ditetapkannya BIL sebagai embarkasi haji oleh Pemerintah Pusat memerlukan perjuangan panjang. Sejak zaman pemerintahan sebelumnya, Pemprov NTB berjuang agar NTB -- khususnya Bandara Selaparang waktu itu -- bisa menjadi embarkasi haji. Namun, karena masih terkendala infrastruktur di bandara, untuk sementara NTB ditetapkan sebagai embarkasi haji antara. Artinya, proses imigrasi dilakukan di Asrama Haji Mataram, namun harus lewat Bandara Juanda untuk naik pesawat yang akan menerbangkan CJH ke Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Meski demikian, dalam mendukung penetapan BIL sebagai embarkasi haji, pemerintah daerah dan Kementerian Agama masih memiliki pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Pemerintah harus segera menyelesaikan terminal haji di BIL dan menambah kapasitas asrama haji yang bisa menampung minimal 1.200 orang.

Jika ini tidak segera diselesaikan, dikhawatirkan tidak akan mampu memberikan pelayanan maksimal kepada CJH  yang akan melaksanakan rukun Islam yang kelima. Apalagi, dengan ditetapkannya BIL sebagai embarkasi haji, CJH Bali dan NTT direncanakan akan berangkat dari BIL, sehingga pelayanan maksimal harus diutamakan.

Janji Gubernur NTB menjadikan BIL sebagai embarkasi terbaik di Indonesia harus didukung seluruh elemen masyarakat. Jangan sampai, pada penerbangan perdana pemberangkatan CJH ke Arab Saudi melalui embarkasi haji BIL meninggalkan kesan buruk. NTB memiliki pengalaman panjang dalam memberangkatkan CJH melalui embarkasi haji antara Mataram, sehingga apa yang diharapkan Gubernur dan jajaran pemerintah di daerah ini akan bisa terwujud. 



Ritual Adat ‘’Nyelama’’ di ‘’Lauq’’ Ungkapan Rasa Syukur Para Nelayan




Pantai Tanjung Luar Kamis (7/6) pagi kemarin terlihat sangat ramai. Di sepanjang bibir pantai yang tidak jauh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur (Lotim), terlihat kerumunan massa yang tumpah ruah merayakan kegembiraan. Sementara laut dipadati ratusan perahu yang saling kejar-kejaran. Semua saling siram, bahkan warga sengaja 

membawa sejumlah peralatan untuk saling membasahi.
DEMIKIAN rangkaian ritual ala masyarakat Tanjung Luar yang dinamai nyelama’ di lauq atau nyelamak palabuang. Memasuki kawasan ini, sudah wajib hukumnya terkena siraman air laut. Tidak boleh ada yang marah. Tidak boleh ada tidak suka. “Ini adalah hari bersenang-senang,” terang Kepala Desa Tanjung Luar. Fahruddin Ali yang terlihat sudah basah kuyup.

Kepada Sumbawa Post, Kades Tanjung Luar itu menerangkan ritual adat Nyelama di Lauq merupakan ritual adat yang digelar lima tahun sekali. Ritual itu sudah menjadi tradisi masyarakat Tanjung Luar. Asal muasal ritual tersebut kata Fahruddin Ali bentuk syukuran merayakan kemenangan perang melawan musuh. Karenanya, ketika ritual berlangsung tidak diperkenankan nelayan melaut menangkap ikan.

Rangkaian kegiatannya, sebelum puncak acara dengan aktivitas siram-siraman air laut itu dilakukan kegiatan pemotongan kerbau. Kepala kerbau kemudian dilarung ke laut. “Jadi ini murni kegiatan adat, bukan bida’ah yang bertentangan dengan agama. Ketentuan agama sendiri, adat sendiri,” tegasnya.
Ditambahkan, ritual adat yang dilangsungkan sebelum melarung kepala kerbau yang telah disembelih sebelumnya dilakukan kegiatan arak-arakan keliling kampung. Membawa kerbau yang telah dihias. Rangkaian kegiatannya hingga tiga hari. Malam dari kegiatan puncak acara itulah kemudian kerbau di sembelih. Keesokan harinya, dilanjutkan dengan kegiatan ritual melarung kepala kerbau ke laut yang dirangkai dengan sebuah atraksi adat. Sementara, daging kerbaunya dibagi-bagikan ke masyarakat miskin.
Dalam ritual adat tersebut dikeluarkan berbagai senjata berupa tombak, keris dan peralatan lainnya. Ada juga tokoh adat yang terlihat kedongkoang (kesurupan). Saat kedongkoang itulah semua bahasa bisa diketahui.

Menurut Kades Tanjung Luar, sebetulnya ketika dilaksanakan kegiatan Nyelama di Lauq itu sangat ramai. Se desa Tanjung Luar semua saling siram. Tidak saja di pantai, di sepanjang jalan menuju lokasi pun terlihat warga yang saling siram. Jika tidak ingin basah oleh air laut, maka jangan coba-coba masuk ke lokasi ritual syukuran adat itu. Karena secara tiba-tiba, air mengguyur.
Tidak terkecuali sejumlah awak media yang meliput kegiatan tersebut. Jika tidak diberitahukan sebelumnya oleh Kepala Desa agar wartawan yang membawa kamera jangan di siram, maka semua pasti kena siram air laut. Dimana, semua warga yang melihat orang yang belum basah langsung diburu.     

Minim Perhatian Pemerintah
Ramainya kegiatan ritual adat Nyelama di Lauq itu sangat disayangkan tidak di dukung oleh pemerintah. Dimana, terlihat tidak ada satupun pejabat pemerintah yang hadir menyaksikan ritual adat yang menjadi salah satu kekayaan budaya Lotim tersebut.

Kepala Disbudpar Lotim, Gufranudin dikonfirmasi membantah kalau pemerintah kurang perhatian. Katanya kegiatan tersebut terlambat diketahuinya. Masyarakat menggelar kegiatan tersebut melayangkan surat sehari sebelum digelar kegiatan tersebut.

Mengetahui ada ritual adat yang menambah khasanah budaya Lotim, ke depan dijanjikan Kadis Budpar Lotim akan dijadikan event pariwisata rutin. Tidak sekali dalam lima tahun, namun diharap bisa sekali dalam setahun. 

Disampaikan Gufranudin, kegiatan ritual adat Nyelama di lauq merupakan akulturasi budaya Sasak dengan budaya dari Makassar, Sulawesi. Disadari menjadi kekayaan,nyemala di lauq ini merupakan akulturasi budaya Sasak dengan suku Mandar dan suku lain di wilayah Sulawesi.


Rintis Madu Ber-SNI Rumah Madu Sumbawa Diresmikan



Sumbawa Besar, SUMBAWA POST -
Rumah madu Sumbawa diresmikan Bupati Sumbawa, Drs. H. Jamaluddin Malik, Kamis (7/6) kemarin. Rumah madu tersebut sekaligus merupakan salah satu ikhtiar awal dari upaya yang dikembangkan Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) dalam merintis madu dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), selain tentunya sebagai outlet bagi anggota JMHS.  
 
Dalam sambutannya, bupati menilai keberadaan rumah madu tersebut cukup strategis, sebab terkait dengan ikon Sumbawa yakni madu Sumbawa. Selain upaya mendukung kelestarian hutan. “Kita banyak kedatangan tamu, jika madu yang kita berikan ternyata madu dengan kualitas kurang baik maka kita juga yang malu. Makanya saya mendukung upaya Rumah Madu Sumbawa yang digagas oleh JMHS ini,” terangnya yang juga akan memberikan bantuan Rp 25 juta bagi operasional JMHS agar bisa lebih besar.
 
Setelah peresmian, Bupati juga dengan fasih menjelaskan bagaimana itu panen madu yang lestari dan higienis. Bahwa panen madu tidak boleh diambil semuanya, kecuali mengambil yang mengandung madunya sebab akan dipanen beberapa kali.
 
Ketua JMHS, M. Rakib, dalam laporannya menyatakan, selama 5 tahun keberadaan JMHS nyaris berjalan sendiri untuk memperkuat nama besar madu Sumbawa. Hingga menembus pasar perusahaan multilevel marketing AW dengan jumlah pengiriman madu sebanyak 15 ton. Hal itu dapat dilakukan dengan mengubah pola panen petani madu sumbawa dari peras tangan pada sistem tiris, sehingga menghasilkan madu dengan kualitas baik.
 
Sekalipun demikian, seluruh produksi madu petani Sumbawa belumlah sesuai dengan SNI dengan kadar air minimal 20%. Melalui JMHS, mulai dirintis madu dengan standar SNI tersebut. Dalam hal ini, Rumah madu sumbawa bertujuan menjadi outlet bagi anggota JMHS. Membina para anggota untuk menghasilkan madu dengan kualitas terbaik. Disamping itu, JMHS mengembangkan sistem keanggotaan yang berusaha untuk menjaga keaslian madu Sumbawa. Sebab selama ini tidak ada suatu lembaga pun di Sumbawa yang berusaha membangun sistem yang mampu menjawab keragu-raguan konsumen akan keaslian madu Sumbawa. “Untuk itulah dengan segala sumberdaya yang dimiliki, niat akan memproduksi madu dengan SNI segera tercapai,” katanya.
 
Pada kesempatan tersebut, Rakib juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Bank BNI yang mendukung pengembangan madu hutan Sumbawa dalam memperbaiki kualitas madu sumbawa sesuai SNI dengan bantuan senilai Rp 132 juta. Dilengkapi peralatan pasca panen madu, dengan mengadakan alat pengurang kadar air madu, pembelian alat ukur kadar air madu, perbaikan label, dan lain sebagainya. Keberadaan alat ini produksi madu anggota JMHS diharapkan sesuai SNI.
 
Akan tetapi alat tersebut belum dapat digunakan. Mengingat JMHS membutuhkan bangunan yang representatif di rumah madu ini. Untuk itu, pihaknya berharap Bupati dapat membantu dalam pengadaan bangunan pengurang kadar air madu yang sekaligus melengkapi sarana dan prasarana di rumah madu sumbawa ini. Rumah madu sumbawa ini dibangun di atas tanah milik dinas kehutanan dan biaya rehab bangunan atas bantuan dari Kementerian Kehutanan. 



NTB Siapkan Lahan Dermaga Penyeberangan Moyo-Tambora




Mataram, SUMBAWA POST -
Pemprov NTB dan Pemkab Sumbawa, menyiapkan lahan untuk pembangunan dermaga penyeberangan dari Ai Bari, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa, ke kawasan Tambora, Kabupaten Dompu, yang akan didanai dari APBN.

"Diupayakan tahun ini pembebasan lahan dan desainnya rampung, karena itu tugas daerah. Sementara proyek fisiknya akan didanai dari APBN 2013," kata Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir, di Mataram, Kamis (7/6)

Pada Jumat (5/5), Badrul meninjau lokasi pembangunan dermaga penyeberangan Moyo-Tambora itu, bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB Ir. Sugiyanto, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika NTB Ir.wan Syah, dan Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB Ir.msul Dilaga.

Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait itu turut serta dalam peninjauan lokasi itu, agar dapat mengetahui secara langsung rencana pembangunan dermaga penyeberangan itu.

Badrul mengatakan, pembangunan dermaga penyeberangan itu merupakan bagian dari upaya konektivitas ke daerah potensi pengembangan pariwisata dan ekonomi kerakyatan, sehubungan dengan implementasi program MP3EI.

Konektivitas dalam daerah NTB itu, juga merupakan bagian dari upaya pengembangan destinasi pariwisata potensial untuk dikunjungi wisatawan mancanegara, yang lebih dulu berwisata ke Pulau Bali. 

"Hasil survei menyatakan, wisatawan sudah mulai bosan ke Bali sehingga itu ruang untuk diajak ke destinasi pariwisata NTB. Misalnya, dari Bali ke Pulau Moyo, Satonda, Gili Trawangan dan objek wisata lainnya," ujarnya.

Menurut dia, upaya konektivitas dari wilayah Sumbawa ke Dompu melalui jalur laut itu juga dimaksudkan untuk memperpendek jarak tempuh wisatawan yang bepergian ke kawasan Tambora dan Pulau Moyo.

Dermaga penyeberangan yang akan dibangun itu menghubungkan wilayah Sumbawa di ujung timur yakni di Kecamatan Moyo Utara, dengan kawasan Tambora yang berada di wilayah Kabupaten Dompu. 

Selain pembangunan dermaga penyeberangan, pemerintah juga akan membangun jalan khusus (by pass) dari Sumbawa Besar ke Ai Beri, Kecamatan Moyo Utara, yang menjadi lokasi pembangunan dermaga penyeberangan itu.

"Kalau pembangunan jalan 'by pass' direalisasikan tahun ini, dan sudah mulai dikerjakan. Jalan 'by pass' itu, sekaligus membuka akses wisata untuk kawasan Tanjung Menangis, Pulau Moyo, Tambora dan Pulau Satonda," ujarnya.

Proyek jalan itu merupakan bagian dari peningkatan infrastruktur menuju kawasan strategis Teluk Saleh–Pulau Moyo-Gunung Tambora.

Jalur tersebut  menyusuri Limung, Ai Bari, Tanjung Menangis, sepanjang 24 kilometer dengan lebar 30 meter.

Jalan by pass Sumbawa Besar – Ai Bari yang akan dibangun itu merupakan jalan "outlet" kawasan Teluk Saleh–Pulau Moyo dan Tambora sebagai pendukung pengembangan kawasan ekonomi maritim dan pariwisata nasional.

Dampak langsung peningkatan konektivitas di kawasan tersebut, yakni akan membuka peluang peningkatan ekonomi masyarakat Tana Samawa.

"Dari hasil perhitungan dengan Tim Ahli Pemprov NTB yakni Prof DR Rokhmin Dahuri, diketahui nilai ekonomis produksi perikanan Teluk Saleh mencapai Rp.11,6 triliun pertahun, yang dihasilkan dari budidaya udang, kerapu dan rumput laut. Makanya disikapi secara baik," ujarnya.