Flash

Senin, 04 Juni 2012

KLU Diminta Kampanyekan Gemar Makan Ikan


Tanjung, SUMBAWA POST -
Ketua Umum Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) NTB, Hj. Rabiatul Adawiyah Zainul Majdi, meminta Pemda KLU melalui pengurus Forikan agar mengkampanyekan gemar makan ikan kepada anak usia dini. Kadar protein hewani pada ikan yang cukup besar dalam mempengaruhi kecerdasan otak, kesehatan, pembentukan fisik, tak terkecuali menghindari lahir prematur bagi calon bayi.
"Data Susenas tahun 2010, menunjukkan tingkat konsumsi ikan di Indonesia sebesar 30,47 kg per orang per tahun. NTB sendiri baru mengkonsumsi sekitar 22,35 kg per orang per tahun. Neraca produksi NTB sekitar 27,50 kg per orang per tahun, sebaliknya Organisasi Kesehatan Dunia (FAO), sudah mengamanatkan konsumsi minimal 30 kg per orang per tahun. Sehingga kekurangan konsumsi ini agar menjadi tanggung jawab bersama," papar Rabiatul, di Gedung Serba Guna, Gondang, Senin (4/6).
Rabiatul yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB ini mengingatkan, kampanye efektif dilakukan melaui peran organisasi PKK yang ada di Kecamatan, Desa dan Dusun. Keberadaan ibu-ibu di tiap rumah tangga, menjadi kunci dalam penyediaan menu masakan berbahan dasar ikan.
"Saya pernah (kunjungan) ke Ampenan, di sana para ibu-ibu mengakui bahwa anak-anak mereka rata-rata bosan makan ikan, karena kebanyakan hanya (disajikan dengan) digoreng saja. Perlu bagi kita para ibu-ibu, untuk memvariasikan seperti membuat somai, tempe, nuget dari ikan. Biasanya anak-anak lebih suka dengan sajian seperti ini," jelas Rabiatul.
Dukungan untuk memperkuat gerakan yang menyasar akar rumput dikemukakan pula oleh, Ketua I Forikan (pusat), Adi Surya. Secara spesifik, Adi juga menyarankan agar kampanye tersebut digalakkan melalui pengadaan bubur ikan melalui  Posyandu. "Penelitian menunjukkan, bagi ibu yang hamil muda, dijamin kelahiran bayinya tak prematur jika sering mengkonsumsi ikan," ujarnya.
Menurut Adi, indeks konsumsi ikan di beberapa daerah di Indonesia masih meragukan. Sebut saja Batam yang indeks konsumsinya diklaim 50 kg. Setelah pihaknya turun melakukan survei, ternyata konsumsi ikan di masyarakat masih rendah karena dampak harga ikan mahal di wilayah yang dekat dengan Singapura itu. Lantas konsumsi yang diklaim PemKot Batam, adalah konsumsi yang melibatkan tamu dari luar yang berkunjung ke Batam.
Forikan NTB dengan tingkat konsumsi yang termasuk tinggi dan produksi ikan yang cukup besar, bagi Adi, merupakan tulang punggung Forikan di daerah ini. Meski masih jauh dibandingkan indeks provinsi lain, namun pergerakan di Kabupaten agar digenjot. Jangan sampai indeks kilogramnya turun, seperti yang dialami Jepang, dari 120 kg per orang per tahun menjadi 80 kg per orang per tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar