Flash

Rabu, 06 Juni 2012

Kader Bermasalah Jangan Tenggelamkan Demokrat




Jakarta, SUMBAWA POST -
Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul meminta kader bermasalah agar mundur dari partai.
"Saya minta mereka legowo mundur karena kalau ini tak dilakukan, sama saja yang bersangkutan menenggelamkan partai, jangan bawa kapal besar Partai Demokrat ini ikut tenggelam, itu artinya mereka tak sayang partai," kata Ruhut di Gedung DPR RI.

Dia meminta nama-nama yang dituduh terlibat korupsi oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin agar mundur dari partai. Ia mengatakan nama-nama yang disebut oleh Nazaruddin juga harus bertanggung jawab terhadap Partai Demokrat.
"Kalau mereka tetap bertahan, apa yang terjadi pada partai. Nyatanya polling PD sudah semakin turun, sampai dibawah 10 persen," kata Ruhut. Ditambahkannya, budaya malu bagi seorang politisi harus melekat di hati sanubari dan budaya malu harus diterapkan.
"Nama-nama yang disebut Nazaruddin itu berlindung dan ingin sembunyi dibalik partai yang besar ini tapi nyatanya kita kena sanksi sosial," pungkas Ruhut.

Sementara itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Ignatius Mulyono menyesal telah membantu menghubungi Badan Pertanahan Nasional guna menyelesaikan sertifikat tanah untuk proyek pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor. "Kalau tanya istilah penyesalan saya terhadap kasus ini, saya super sangat menyesalkan," kata Ignatius di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu kemarin.

Ia tak mengira proyek Hambalang akan menjadi seperti sekarang ini dan banyak pihak yang terlibat. Anggota Komisi II DPR RI itu  menceritakan, bantuan ia berikan karena ada permintaan dari Ketua Fraksi Partai Demokrat yang waktu itu dijabat Anas Urbaningrum. "Saya sama sekali tidak diajak ikut. Saya hanya diminta tolong kepada BPN. Bahwa surat sudah selesai, saya ambil dan serahkan kepada ketua fraksi. Saya ini hanya sebagai anggota fraksi yang loyal pada pimpinan," katanya.

Dia menyatakan siapapun yang menjadi anggota fraksi pasti akan berbuat sepertinya, yaitu mengerjakan permintaan tolong dari pimpinan fraksi. Apalagi dia adalah anggota Komisi II yang bekerja di bidang pertanahan. Dia adalah satu-satunya anggota FPD priode 2004-2009 yang masih bertahan di Komisi II DPR RI.

Diketahui, Pembangunan Pusat Pembinaan Prestasi Olahraga Nasional di Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ternyata menghabiskan dana Rp 2,5 triliun. Hal itu terungkap dari surat Sekretaris Menpora Wafid Muharam yang dikirimkan kepada Wakil Ketua Komisi X DPR RI Rully Chairul Azwar tanggal 22 Januari 2010 sebagai balasan dari memo pimpinan Komisi X DPR RI yang ditandatangani oleh Rully tanggal 20 Januari 2010.

Dalam surat bernomor 0138.D/SESMENPORA/1/2010 tentang Usulan APBNP Tahun 2010, ada 3 poin yang disampaikan, salah satunya adalah pembangunan fasilitas olahraga di Hambalang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar