Flash

Rabu, 06 Juni 2012

PDIP Rayakan Bulan Bung Karno




Mataram, SUMBAWA POST -
PDIP menjadikan bulan Juni ini adalah bulan Soekarno. Sejak 1 Juni hingga 20 Juni mendatang, seluruh kader PDIP akan mensosialisasikan Pancasila dan ajaran Soekarno pada umumnya kepada masyarakat.

Sekretaris DPD PDIP NTB H. M. Husni Djibril, B.Sc menjelaskan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan seluruh kadernya di NTB untuk mensosialisasikan itu. Sosialisasi dilakukan lewat seminar dan diskusi serta berbagai kegiatan sosial. Para kader juga diminta menggelar diskusi ringan di rumah masing-masing dengan melibatkan warga lingkungan setempat.
‘’Dengan gerakan ini kita berharap, Juni akan dikenal sebagai bulan Soekarno,’’ harapnya. Program menjadikan Juni sebagai bulan Soekarno dilakukan serentak oleh semua kader dan simpatisan PDIP se Indonesia.

Bulan Juni ditetapkan sebagai bulan Soekarno karena banyak peristiwa bersejarah yang berkaitan dengan Presiden RI pertama itu di bulan ini. Tanggal 1 Juni misalnya merupakan hari kelahiran Pancasila. Sedangkan tanggal 6 Juni merupakan tanggal kelahiran Soekarno dan 20 Juni merupakan tanggal wafatnya.

Husni menambahkan, tidak hanya PDIP yang berupaya mensosialisasikan Juni sebagai bulan Soekarno. Sejumlah ormas bahkan parpol lain juga ikut terlibat. Hal ini menunjukkan Soekarno merupakan milik semua masyarakat Indonesia.
‘’Karena itu kami mengajak masyarakat Indonesia untuk turut aktif mendukung Juni sebagai bulan Soekarno,’’ ujarnya.

Kemarin, di Kantor DPD PDIP NTB digelar diskusi publik bertema menggali nilai-nilai pancasila. Diskusi yang digelar menyambut bulan Soekarno ini dihadiri tidak hanya kader PDIP NTB, tapi juga sejumlah aktivis dan akademisi.

Dalam diskusi tersebut tampil sejumlah pembicara seperti akademisi HL Satriawan Sahak dan HL Sapruddin serta anggota DPRD NTB H. Ruslan Turmudzi. Dalam diskusi ini dibahas filosofi yang terkandung dalam Pancasila hingga perspektif Pancasila dalam budaya dan agama.
Satriawan Sahak misalnya, dalam paparannya mengungkapkan mulai lunturnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya krisis multidimensional bagi bangsa ini. ‘’Kalau mau bangsa ini jaya, terapkan nilai-nilai Pancasila itu secara kaffah,’’ tandasnya.
Menurut dia, nilai-nilai Pancasila sesungguhnya disusun dari khazanah kearifan yang telah dipegang bangsa ini sejak lama. Nilai-nilai itulah yang sesungguhnya dapat menjadi pemersatu bangsa, yang saat ini mulai terpecah belah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar