Flash

Jumat, 08 Juni 2012

Simpul-Simpul Transportasi di Bima Timur Terus Dimantapkan


Bandara Salahuddin Bima (Sumbawa Post/dok)  


UNTUK meningkatkan progres Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di mana Provinsi NTB berada dalam koridor  V Bali – Nusra, sarana pendukung transportasi lainnya juga terus dimantapkan. Termasuk peningkatan keterpaduan antar moda, membangun sistim jalan yang terintegrasi yang menghubungkan seluruh simpul simpul transportasi yang ada di wilayah ini.

Infrastruktur pendukung pariwisata (salah satu program unggulan MP3EI), meliputi layanan angkutan jalan, layanan angkutan pesiar dan layanan angkutan penerbangan. Sementara sistem logistik terintegrasi antara moda darat, laut dan udara. Bima saat ini telah memiliki jaringan transportasi berupa Bandar udara Sultan Muhammad Salahuddin, Pelabuhan laut Bima , Penyeberangan Sape di ujung timur dan sedang berikhtiar membangun Terminal Baru type A di NI’u menggantikan Terminal Dara. Ketiga moda angkutan ini  perlu ditingkatkan keterpaduannya termasuk membangun sistim jalan yang terintegrasi yang menghubungkan seluruh simpul simpul transportasi yang ada di wilayah ini.
Menurut Kepala Dinas Perhubunan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB, Ir.Ridwan Syah, MTP bahwa konektivitas transportasi laut, sangat  dipengaruhi oleh sistem logistik di wilayah NTB yang dikembangkan untuk melayani produk-produk hasil pertanian dalam arti luas dan mendukung distribusi barang melalui Pelabuhan Bima. Sehingga arah pengembangan Pelabuhan Laut Bima adalah untuk mendukung semua hasil sentra-sentra industri lokal dan hasil tambang yang ada di daerah tersebut.
Terkait hal tersebut diatas Pemerintah melakukan peningkatan infrastruktur khususnya Pelabuhan Bima yang sudah mulai dilakukan dari tahun 2011 yaitu dengan melakukan perpanjangan dermaga nusantara dan pengerukan kolam pelabuhan. Total anggaran yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp 8 miliar bersumber dari APBN. Peningkatan Pelabuhan Bima di tahun 2012 dianggarkan dari APBN sebesar Rp 56,5 miliar terdiri dari lanjutan pembangunan dermaga dan reklamasi pelabuhan dengan dana Rp 45 miliar serta pengerukan alur kolam Pelabuhan Bima dengan anggaran sebesar Rp 11,5 miliar. Untuk tahun 2013 diusulkan sebesar Rp 89 miliar  untuk pekerjaan pembangunan fasilitas pelabuhan laut Bima.

Selain itu kata Ridwan Syah, angkutan penyeberangan juga mempunyai peranan penting karena NTB merupakan provinsi kepulauan. Pelabuhan Penyebrangan Sape merupakan pintu masuk dan keluar dari wilayah Timur yaitu yang menghubungkan Provinsi NTB ke NTT sebagai gerbang pariwisata dan ketahan pangan nasional.

Sebagai supporting system untuk mobilitas produk-produk unggulan daerah dilakukan peningkatan infrastruktur pelabuhan salah satunya adalah Pelabuhan Sape yang menghubungkan wilayah timur Indonesia. Peningkatan ini dilakukan dengan lanjutan pembangunan Pelabuhan Sape di tahun 2011 yang menelan anggaran APBN sebesar Rp 20 miliar. Di tahun 2012 dianggarkan melalui APBN sebesar Rp 30 miliar untuk pekerjaan pembangunan fasilitas Pelabuhan Sape. Pembangunan ini masih akan berlanjut di tahun 2013 yang diusulkan anggaran sebesar Rp 47 miliar melalui dana APBN.
Konektivitas Transportasi Darat

Selain transportasi udara dan laut, konektivitas transportasi darat khususnya   pembangunan Terminal Bus Ni’u yang ada di Kota Bima merupakan pendukung untuk melancarkan arus penumpang dan barang yang terintegrasi yang menghubungkan angkutan dalam provinsi dan antar provinsi.
Rencana pembangunan Terminal Ni’u  mulai dilakukan tahun 2012 dengan reklamasi lahan yang dianggarkan dari APBD II Kota Bima . Setelah reklamasi dilakukan Pemkot Bima  maka pada Tahun 2013 akan diupayakan pembangunan konstruksi terminal yang membutuhkan biaya sebesar Rp 30 miliar dan diusulkan melalui APBN.
Terminal merupakan titik awal, titik antara atau titik akhir dari jalur gerak transportasi antar kota antar provinsi yang melayani kota-kota besar di Jawa antara lain : Surabaya, Semarang, Jogjakarta dan Jakarta (PP). Seiring dengan perkembangan jaringan transportasi khususnya terminal sebagai titik simpul utama yang ada di Kota Bima maka perlu adanya relokasi terminal. Pasalnya saat ini sudah sangat padat dan berada di pusat kota dan tidak memungkinkan lagi untuk dipertahankan sebagai terminal yang menampung armada bus dengan dimensi dan jumlah yang besar. 

Sesuai dengan kondisi dan Tata Ruang Provinsi NTB maka telah diprogramkan untuk relokasi dari Terminal Dara ke lokasi yang baru Terminal Bus Ni’u  (Type A). Konsep pembangunan terminal ini selain sebagai terminal di lengkapai juga dengan fasilitas pendukung yang dilengkapi dengan wisata bahari dan wisata kuliner.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar