Flash

Jumat, 04 Mei 2012

Jokowi Enggan Berburuk Sangka


Solo, SUMBAWA POST, -
Wali Kota Surakarta Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat menyatakan bahwa dia tidak ingin berprasangka buruk mengenai latar belakang atau penyebab bentrok antara dua kelompok warga di Kota Solo.
Menurut dia, bentrokan warga di Gandekan, Kecamatan Jebres, Solo, itu murni terjadi karena salah paham dan tidak ada kaitannya dengan kemungkinan adanya pihak yang ingin menjelekkan citranya. "Kejadian ini murni karena kesalahpahaman antar mereka," katanya di Solo.
Dia juga yakin kejadian itu tidak mempengaruhi citranya atau rencananya untuk mencalonkan diri menjadi gubernur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta bulan Juli mendatang. Jokowi meminta masyarakat Solo tetap tenang dan tidak mudah terpancing isu atau provokasi yang berpotensi menimbulkan kekacauan.
Sebelum bentrok susulan, pada Jumat siang Jokowi berjalan kaki keliling Kelurahan Gandekan untuk menenangkan warganya. Jokowi berupaya merangkul para tokoh masyarakat dua kelompok yang berseteru untuk mengendalikan emosi dan mau bicara bersama menyelesaikan dengan damai. "Soal tindak pidana, biar Polri yang menangani," katanya.
Sementara itu, kepolisian masih menyelidiki motif bentrokan antara dua kelompok massa tersebut. "Kami masih mendalami hal itu dengan memeriksa sejumlah saksi dan belum ada yang diamankan ataupun ditetapkan sebagai tersangka dalam bentrokan tersebut," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Djihartono di Semarang, Jumat kemarin.
Ia mengatakan, Kapolda Jateng Irjen Didiek Sutomo Triwidodo telah meminta Polresta Surakarta setempat untuk cepat menangani dan menyelesaikan kasus bentrokan dua kelompok massa di Solo tersebut sampai tuntas sehingga tidak sampai meluas karena permasalahan ini dinilai rawan berkembang.
Menurut dia, kasus bentrokan di Solo harus diselesaikan secara tuntas, bila menempuh jalur hukum maka syarat formal dan material harus terpenuhi sehingga bisa diajukan ke pengadilan, sedangkan jika menempuh jalan kekeluargaan maka harus ada bukti kesepakatan hitam di atas putih antarpihak yang terlibat bentrokan. "Kepolisian akan melakukan mediasi agar bentrokan ini tidak berkepanjangan dan cepat selesai," ujarnya.
Seperti diwartakan, bentrokan dua kelompok massa terjadi di Jalan RE Martadinata Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/5) pada 14.00 WIB dan pukul 16.30 WIB. Satu kelompok dari organisasi masyarakat (ormas) di Solo, membalas menyerbu kelompok seterunya di Kampung Sewu dengan membawa senjata tajam dan melemparkan benda menyerupai bom yang meledak di sudut gang di Jalan RE Martadinata.
Bentrokan dua kelompok massa kembali terjadi di lokasi yang sama pada Jumat (4/5) sekitar pukul 14.30 WIB dan menyebabkan dua korban yakni Ngadiman (60) dan Haris menderita luka terkena sabetan pedang.
Bentrokan pada hari ini bermula ketika ribuan orang dari ormas mendatangi daerah Kampung Sewu dan Gandekan dengan berjalan kaki sambil mereka membawa senjata tajam, batang besi, ketapel dan tongkat pemukul. Sejumlah orang dari kelompok ormas tersebut yang bersenjata tajam itu, masuk di Gang Bangunharjo RT 1 RW 9, Gandekan dan langsung membacok kedua korban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar